source http://azquotes.com |
Politisasi semakin berpijak
pada esensi kepentingan. Soe Hok Gie menyiratkan semua itu dalam aksi menuju
perubahan. Tak jarang digoreskannya idealisme pada tulisan, meski bertubi
dirinya mendapat cibiran. Kisah Gie hanya menderu sebagai biografi mahasiswa
cerdas, vokal, serta kritis terhadap pemerintahan. Para akademisi sekarang justru
sibuk pada sejarah-sejarah elite, filsafat berkelas, serta pencarian data demi industri
kekuasaan. Demonstrasi dianggap tabu, tak layak, serta mengganggu jalannya
aktivitas umum kemasyarakatan. Anarkisme dijadikan sebuah alasan. Padahal jalan
damai yang terbentang tak juga kunjung dihiraukan.
Memang kita tidak harus berteriak
turun ke jalan-jalan. Tetapi bukan berarti tak ada celah menjunjung tinggi realitas
kebenaran. Mahasiswa adalah tempat dimana sesungguhnya rakyat menaruh harapan. Rakyat
tak ingin mengulang kebodohan di masa penjajahan. Tiga setengah abad kolonialisme
bukanlah waktu yang singkat hingga dengan mudahnya terlupakan. Namun apa daya mahasiswa
zaman sekarang, memaknai aksi saja bulu kuduknya sudah berdiri ketakutan.
Padahal aksi tak selamanya dilakukan dengan kekerasan.
Soe Hok Gie adalah sebuah epik
dalam sejarah berkembangnya peradaban. Karyanya menyiratkan identitas mahasiswa
yang seharusnya tak lagi tunduk terhadap lektor maupun kurikulum oplosan.
Sederhana, bukan memuat kepentingan agar selalu melancarkan protes atas ketidakpuasan.
Bukan pula menciptakan sebuah aksi tanpa mengulasnya dalam bentuk kajian.
Mahasiswa sesugguhnya adalah kaum yang berpikir, realistis, serta pluralis
dengan tidak memihak golongan. Cukup bangkitkan jiwanya tanpa harus menunggu Negara
kita di ambang kehancuran.
Ditulis oleh Anindya Gupita Kumalasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih, kami akan segera memberi tanggapan pada komentar anda.