Viewers

"The mind is like an iceberg, it floats with one-seventh of its bulk above water." ~ Sigmund Freud

Jumat, 06 Mei 2016

Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup besar memiliki tantangan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negaranya. Jumlah penduduk Indonesia secara langsung berkaitan erat dengan penyedian sarana dan prasarana serta pendidik yang berkualitas.  Sedangkan persebaran penduduk yang tidak merata di wilayah Indonesia dapat memicu munculnya berbagai masalah di sektor pendidikan.

Diagram 1.  penyebaran penduduk

Berdasarkan diagram diatas, nampak bahwa jumlah penduduk terbesar berada di Pulau Jawa. Penduduk yang menumpuk di Pulau Jawa menyebabkan penyebaran pendidikan yang kurang merata bagi wilayah di luar Pulau Jawa hingga terkesan Jawa sentris. Pembangunan di sektor pendidikan yang terpusat di Pulau Jawa dan perkotaan khususnya di wilayah dekat pusat pemerintahan menyebabkan perbedaan yang besar bagi pembangunan pendidikan di luar wilayah tersebut.

Adapun beberapa permasalahan pendidikan yang perlu diatasi yakni (1) Distribusi penduduk yang tidak merata dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Jawa menyebabkan keberadaan jumlah sekolah dan tenaga pendidik terbatas di luar Pulau Jawa, (2) Jumlah penduduk yang terus meningkat dan kurang terkendali menyebabkan sulitnya penyusunan kebijakan, (3) Laju pertumbuhan yang berbeda-beda menyebabkan banyaknya sekolah di luar Pulau Jawa yang tertinggal. Dan (4) Area geografis Indonesia menyebabkan sulitnya akses teknologi bagi sebagian wilayah sehingga pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tidak terjangkau oleh seluruh warga Indonesia.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui penyebaran pendidikan, salah satunya dengan mengamati jumlah perguruan tinggi beserta tenaga pendidiknya. Banyaknya perguruan tinggi di jawa dan kualitas pendidikan yang sedikit lebih baik terkadang menyebabkan para penduduk di pedesaan  berbondong-bondong  mengikuti seleksi di perkotaan khususnya Pulau Jawa. Namun, pada kenyataanya banyak lulusan yang berasal dari wilayah pinggiran dan pedesaan harus kecewa karena kalah saing dengan lulusan dari kota yang fasilitas pendidikannya lebih berkualitas.

Provinsi
Jumlah Perguruan Tinggi
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Tenaga Edukatif
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Aceh
3
99
49,221
50,405
3,361
4,835
Sumatera Utara
3
259
46,217
376,445
4,155
10,628
Sumatera Barat
5
102
68,382
93,914
3,925
3,492
Riau
2
75
41,991
75,787
2,025
2,757
Jambi
1
42
16529
35619
1296
1443
Sumatera Selatan
2
115
28,516
133,823
2,193
4,168
Bengkulu
1
16
17212
36314
1087
1016
lampung
2
80
17,920
76,090
1,655
2,707
Kepulauan Bangka Belitung
2
12
3173
4773
266
244
Kepulauan Riau
2
26
2039
23108
122
950
DKI Jakarta
5
329
570,578
584,388
6,006
20,897
Jawa Barat
7
393
138,741
527,881
9,067
19,605
Jawa Tengah
7
265
140,563
296,357
8,170
11,378
DI Yogyakarta
3
124
99,780
181,854
4,623
6,826
Jawa Timur
15
363
200,815
565,309
10,934
18,088
Banten
1
113
15,244
117,689
807
4,102
Bali
4
58
35,807
51,271
3,209
2,500
Nusa Tenggara Barat
1
55
18,949
90,388
1,437
2,814
Nusa Tenggara Timur
3
43
18101
57,233
1504
1,905
Kalimantan Barat
3
42
26278
43082
1571
1335
Kalimantan Tengah
1
23
11,604
16,792
1,084
808
Kalimantan Selatan
2
47
20,978
55,636
1,696
1,723
Kalimantan Timur
5
60
42,104
42,101
1,740
1,875
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
4
44
33,891
25,439
3,401
1,394
Sulawesi Tengah
1
33
18,641
42,307
1,530
1,635
Sulawesi Selatan
4
208
64,907
239,142
4,681
7,808
Sulawesi Tenggara
1
38
18,727
41,414
1,330
1,580
Gorontalo
1
11
18628
16072
870
621
Sulawesi Barat
12
17983
513
Maluku
3
23
14822
29498
1607
856
Maluku Utara
1
16
7113
19015
567
958
Papua Barat
2
16
4581
17135
621
598
Papua
2
39
15188
28083
993
1323
Indonesia
99
3,181
1,827,240
4,012,347
87,533
143,382
Tabel 1.  jumlah perguruan tinggi, mahasiswa, dan tenaga pendidik

Akses teknologi yang mudah dijangkau di perkotaan dibanding pedesaan juga turut andil dalam memunculkan kesenjangan kualitas pendidikan. Jaringan internet yang buruk di pedesaan dapat menunda terjadinya transfer informasi. Selain itu, akses jalan yang kurang memadai menyulitkan para pelajar yang hendak berangkat menempuh pendidikan. Banyak dari para pelajar kita yang harus menyebrangi sungai bahkan lautan hanya untuk memperjuangkan harapannya bersekolah. Jarak tempuh yang jauh karena jumlah sekolah yang kurang memadai juga tidak lepas dari ironi pendidikan di Indonesia. Ruang-ruang kelas yang kurang layak juga banyak kita dapati di wilayah-wilayah pedesaan. Tidak jarang ruang kelas yang mereka miliki memiliki atap yang hampir roboh dan hanya beralaskan tanah. Buku-buku yang mereka gunakan merupakan buku-buku terbitan lama.

Untuk mengatasi persoalan ini, sebetulnya pemerintah telah menciptakan beberapa kebijakan, yakni: membuat program wajib belajar 9 tahun, yang dimulai dari pendidikan dasar hingga menengah awal. Namun, sebagian wilayah telah menerapkan wajib belajar hingga 12 tahun, selain itu pemerintah juga membuat layanan perpustakaan keliling di berbagai wilayah Indonesia, mengadakan proyek pengadaan buku paket gratis di berbagai sekolah, melakukan penyebaran guru-guru di wilayah tertentu di Indonesia. Dan pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Tujuan dari diberikannya dana BOS adalah untuk membebaskan pungutan bagi seluruh siswa  negeri dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, membebaskan pungutan seluruh siswi miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun baik yang bersekolah di negeri maupun di swasta, meringankan biaya operasional bagi siswa di sekolah swasta. Bantuan beasiswa juga banyak diberikan oleh pemerintah.

Lalu sebagai generasi muda, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu warga negara indonesia dalam mendapatkan pendidikan yang layak?

1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mampu menjadi transfer of knowledge untuk menyebarkan ilmu yang sudah dimiliki ke luar kampus terutama di kalangan menengah kebawah yang akses pendidikannya masih cukup rendah
Hal ini diperlukan agar kita dapat menjadi lulusan yang berkualitas dengan memiliki skill keahlian. Tanpa adanya skill atau kompetensi, harapan untuk ikut serta memajukan pendidikan Indonesia hanya menjadi angan-angan karena tidak akan berjalan efektif.

2. Ikut berperan aktif dalam menyikapi kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan ideologi dan tujuan yang jelas.
Sebagai agent of change, mahasiswa dapat turut serta menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah apabila ada kebijakan terkait pendidikan yang ingin dikritisi. Peran serta media dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk menyuarakan aspirasi. Hal ini tentunya dilakukan dengan berdasar pada tujuan serta ideologi yang jelas, yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

3. Ikut serta dalam pembangunan kualitas pendidikan di wilayah terpencil.
Dewasa ini dapat kita jumpai beberapa pemuda Indonesia yang terpanggil untuk mencurahkan waktu dan tenaganya dengan menjadi tenaga pendidik di wilayah terpencil. Beberapa program seperti Indonesia Mengajar menjadi cukup populer dan diminati hingga akhirnya diresmikan menjadi program pemerintah. Hasilnya, cukup banyak cerita menginspirasi dari para pemuda pemudi bangsa ini. Dengan menghitung kembali kapasitas dan potensi yang dimiliki kita juga dapat mengikuti jejak mereka dan pulang ke daerah asal dengan membawa segudang inspirasi!

Kajian pustaka

Danim, Sudarwan. 2008. Media komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta.
http://www.antikorupsi.org/id/content/rapor-merah-sepuluh-tahun-korupsi-pendidikan
http://salur.bos.kemdikbud.go.id/


Ditulis oleh:
Manzilatur Rahmah, Ahmad Fauzan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, kami akan segera memberi tanggapan pada komentar anda.