Indonesia
sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup besar memiliki
tantangan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga
negaranya. Jumlah penduduk Indonesia secara langsung berkaitan erat dengan
penyedian sarana dan prasarana serta pendidik yang berkualitas. Sedangkan persebaran penduduk yang tidak
merata di wilayah Indonesia dapat memicu munculnya berbagai masalah di sektor
pendidikan.
Diagram 1. penyebaran penduduk
Berdasarkan
diagram diatas, nampak bahwa jumlah penduduk terbesar berada di Pulau Jawa. Penduduk
yang menumpuk di Pulau Jawa menyebabkan penyebaran pendidikan yang kurang
merata bagi wilayah di luar Pulau Jawa hingga terkesan Jawa sentris. Pembangunan
di sektor pendidikan yang terpusat di Pulau Jawa dan perkotaan khususnya di
wilayah dekat pusat pemerintahan menyebabkan perbedaan yang besar bagi
pembangunan pendidikan di luar wilayah tersebut.
Adapun
beberapa permasalahan pendidikan yang perlu diatasi yakni (1) Distribusi
penduduk yang tidak merata dengan jumlah penduduk terbanyak di Pulau Jawa menyebabkan
keberadaan jumlah sekolah dan tenaga pendidik terbatas di luar Pulau Jawa, (2) Jumlah
penduduk yang terus meningkat dan kurang terkendali menyebabkan sulitnya penyusunan
kebijakan, (3) Laju pertumbuhan yang berbeda-beda menyebabkan banyaknya sekolah
di luar Pulau Jawa yang tertinggal. Dan (4) Area geografis Indonesia
menyebabkan sulitnya akses teknologi bagi sebagian wilayah sehingga pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan tidak terjangkau oleh seluruh warga Indonesia.
Ada
beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui penyebaran pendidikan, salah
satunya dengan mengamati jumlah perguruan tinggi beserta tenaga pendidiknya. Banyaknya
perguruan tinggi di jawa dan kualitas pendidikan yang sedikit lebih baik terkadang menyebabkan para penduduk di
pedesaan berbondong-bondong mengikuti seleksi di perkotaan khususnya Pulau
Jawa. Namun, pada kenyataanya banyak lulusan yang berasal dari wilayah
pinggiran dan pedesaan harus kecewa karena kalah saing dengan lulusan dari kota
yang fasilitas pendidikannya lebih berkualitas.
Provinsi
|
Jumlah
Perguruan Tinggi
|
Jumlah
Mahasiswa
|
Jumlah
Tenaga Edukatif
|
|||
Negeri
|
Swasta
|
Negeri
|
Swasta
|
Negeri
|
Swasta
|
|
Aceh
|
3
|
99
|
49,221
|
50,405
|
3,361
|
4,835
|
Sumatera
Utara
|
3
|
259
|
46,217
|
376,445
|
4,155
|
10,628
|
Sumatera
Barat
|
5
|
102
|
68,382
|
93,914
|
3,925
|
3,492
|
Riau
|
2
|
75
|
41,991
|
75,787
|
2,025
|
2,757
|
Jambi
|
1
|
42
|
16529
|
35619
|
1296
|
1443
|
Sumatera
Selatan
|
2
|
115
|
28,516
|
133,823
|
2,193
|
4,168
|
Bengkulu
|
1
|
16
|
17212
|
36314
|
1087
|
1016
|
lampung
|
2
|
80
|
17,920
|
76,090
|
1,655
|
2,707
|
Kepulauan
Bangka Belitung
|
2
|
12
|
3173
|
4773
|
266
|
244
|
Kepulauan
Riau
|
2
|
26
|
2039
|
23108
|
122
|
950
|
DKI
Jakarta
|
5
|
329
|
570,578
|
584,388
|
6,006
|
20,897
|
Jawa
Barat
|
7
|
393
|
138,741
|
527,881
|
9,067
|
19,605
|
Jawa
Tengah
|
7
|
265
|
140,563
|
296,357
|
8,170
|
11,378
|
DI
Yogyakarta
|
3
|
124
|
99,780
|
181,854
|
4,623
|
6,826
|
Jawa
Timur
|
15
|
363
|
200,815
|
565,309
|
10,934
|
18,088
|
Banten
|
1
|
113
|
15,244
|
117,689
|
807
|
4,102
|
Bali
|
4
|
58
|
35,807
|
51,271
|
3,209
|
2,500
|
Nusa
Tenggara Barat
|
1
|
55
|
18,949
|
90,388
|
1,437
|
2,814
|
Nusa
Tenggara Timur
|
3
|
43
|
18101
|
57,233
|
1504
|
1,905
|
Kalimantan
Barat
|
3
|
42
|
26278
|
43082
|
1571
|
1335
|
Kalimantan
Tengah
|
1
|
23
|
11,604
|
16,792
|
1,084
|
808
|
Kalimantan
Selatan
|
2
|
47
|
20,978
|
55,636
|
1,696
|
1,723
|
Kalimantan
Timur
|
5
|
60
|
42,104
|
42,101
|
1,740
|
1,875
|
Kalimantan
Utara
|
||||||
Sulawesi
Utara
|
4
|
44
|
33,891
|
25,439
|
3,401
|
1,394
|
Sulawesi
Tengah
|
1
|
33
|
18,641
|
42,307
|
1,530
|
1,635
|
Sulawesi
Selatan
|
4
|
208
|
64,907
|
239,142
|
4,681
|
7,808
|
Sulawesi
Tenggara
|
1
|
38
|
18,727
|
41,414
|
1,330
|
1,580
|
Gorontalo
|
1
|
11
|
18628
|
16072
|
870
|
621
|
Sulawesi
Barat
|
12
|
17983
|
513
|
|||
Maluku
|
3
|
23
|
14822
|
29498
|
1607
|
856
|
Maluku
Utara
|
1
|
16
|
7113
|
19015
|
567
|
958
|
Papua
Barat
|
2
|
16
|
4581
|
17135
|
621
|
598
|
Papua
|
2
|
39
|
15188
|
28083
|
993
|
1323
|
Indonesia
|
99
|
3,181
|
1,827,240
|
4,012,347
|
87,533
|
143,382
|
Tabel
1. jumlah perguruan tinggi, mahasiswa,
dan tenaga pendidik
Akses teknologi yang
mudah dijangkau di perkotaan dibanding pedesaan juga turut andil dalam memunculkan
kesenjangan kualitas pendidikan. Jaringan internet yang buruk di pedesaan dapat
menunda terjadinya transfer informasi. Selain itu, akses jalan yang kurang
memadai menyulitkan para pelajar yang hendak berangkat menempuh pendidikan.
Banyak dari para pelajar kita yang harus menyebrangi sungai bahkan lautan hanya
untuk memperjuangkan harapannya bersekolah. Jarak tempuh yang jauh karena
jumlah sekolah yang kurang memadai juga tidak lepas dari ironi pendidikan di
Indonesia. Ruang-ruang kelas yang kurang layak juga banyak kita dapati di
wilayah-wilayah pedesaan. Tidak jarang ruang kelas yang mereka miliki memiliki
atap yang hampir roboh dan hanya beralaskan tanah. Buku-buku yang mereka
gunakan merupakan buku-buku terbitan lama.
Untuk mengatasi
persoalan ini, sebetulnya pemerintah telah menciptakan beberapa kebijakan,
yakni: membuat program wajib belajar 9 tahun, yang dimulai dari pendidikan
dasar hingga menengah awal. Namun, sebagian wilayah telah menerapkan wajib
belajar hingga 12 tahun, selain itu pemerintah juga membuat layanan
perpustakaan keliling di berbagai wilayah Indonesia, mengadakan proyek
pengadaan buku paket gratis di berbagai sekolah, melakukan penyebaran guru-guru
di wilayah tertentu di Indonesia. Dan pemberian dana BOS (Bantuan Operasional
Sekolah). Tujuan dari diberikannya dana BOS adalah untuk membebaskan pungutan
bagi seluruh siswa negeri dari jenjang
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, membebaskan pungutan seluruh siswi
miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun baik yang bersekolah di negeri
maupun di swasta, meringankan biaya operasional bagi siswa di sekolah swasta. Bantuan
beasiswa juga banyak diberikan oleh pemerintah.
Lalu sebagai generasi
muda, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu
warga negara indonesia dalam mendapatkan pendidikan yang layak?
1. Meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan serta mampu menjadi transfer of knowledge untuk menyebarkan ilmu yang sudah dimiliki ke luar kampus terutama di kalangan menengah kebawah yang akses pendidikannya masih cukup
rendah.
Hal ini diperlukan agar kita dapat
menjadi lulusan yang berkualitas dengan memiliki skill keahlian. Tanpa adanya skill
atau kompetensi, harapan untuk ikut serta memajukan pendidikan Indonesia hanya menjadi angan-angan karena tidak
akan berjalan efektif.
2. Ikut
berperan aktif dalam menyikapi kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah
dengan menggunakan ideologi dan tujuan yang jelas.
Sebagai
agent of change, mahasiswa dapat
turut serta menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah apabila ada kebijakan terkait
pendidikan yang ingin dikritisi. Peran serta media dapat dimanfaatkan sebagai
lahan untuk menyuarakan aspirasi. Hal ini tentunya dilakukan dengan berdasar
pada tujuan serta ideologi yang jelas, yang sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia.
3. Ikut
serta dalam pembangunan kualitas
pendidikan di wilayah terpencil.
Dewasa
ini dapat kita jumpai beberapa pemuda Indonesia yang terpanggil untuk
mencurahkan waktu dan tenaganya dengan menjadi tenaga pendidik di wilayah
terpencil. Beberapa program seperti Indonesia Mengajar menjadi cukup populer
dan diminati hingga akhirnya diresmikan menjadi program pemerintah. Hasilnya,
cukup banyak cerita menginspirasi dari para pemuda pemudi bangsa ini. Dengan
menghitung kembali kapasitas dan potensi yang dimiliki kita juga dapat
mengikuti jejak mereka dan pulang ke daerah asal dengan membawa segudang
inspirasi!
Kajian pustaka
Danim, Sudarwan. 2008. Media komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta.
http://www.antikorupsi.org/id/content/rapor-merah-sepuluh-tahun-korupsi-pendidikan
http://salur.bos.kemdikbud.go.id/
Kajian pustaka
Danim, Sudarwan. 2008. Media komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta.
http://www.antikorupsi.org/id/content/rapor-merah-sepuluh-tahun-korupsi-pendidikan
http://salur.bos.kemdikbud.go.id/
Ditulis
oleh:
Manzilatur
Rahmah, Ahmad
Fauzan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih, kami akan segera memberi tanggapan pada komentar anda.